Representasi Bentuk Pertunjukan Tari Rondhek di Desa Banyumanis Kabupaten Jepara
##plugins.themes.academic_pro.article.main##
Published
Aug 9, 2025
Abstract
Folk art, particularly traditional dance, serves as a powerful reflection of local culture and plays a crucial role in preserving community values. The Rondhek Dance in Banyumanis Village, Jepara, is a testament to this, representing a vibrant folk art that remains well-preserved and carries profound historical, social, and aesthetic significance. This dance seamlessly blends movement elements from the Reog and Ledhek traditions, creating a dynamic choreography imbued with symbols of togetherness and mutual cooperation. This research aims to meticulously analyze the performance form of the Rondhek Dance. Employing a qualitative methodology with a choreological approach , data was gathered through observation, interviews with Mr. Kaolan (the dance creator and head of the studio) as well as the dancers, and documentation. The findings indicate that the Rondhek Dance features distinct performance characteristics. These include beautiful stage makeup that highlights the brave yet gentle female warrior character , red and yellow costumes symbolizing courage and cheerfulness , a musical accompaniment combining Javanese gamelan and drums with gending lancaran and meaningful lyrics , and simple floor patterns like circles and straight lines signifying unity. Ultimately, the Rondhek Dance functions not merely as entertainment, but also as a vital means of preserving tradition, the spirit of mutual cooperation, and the cultural identity of the Banyumanis community.
##plugins.themes.academic_pro.article.details##

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Hak Cipta :
Penulis yang mempublikasikan manuskripnya di jurnal ini menyetujui ketentuan berikut:
- Hak cipta pada setiap artikel adalah milik penulis.
- Penulis mengakui bahwa Ranah Research : Journal of Multidisciplinary Research and Development berhak menjadi yang pertama menerbitkan dengan lisensi Creative Commons Attribution 4.0 International (Attribution 4.0 International CC BY 4.0) .
- Penulis dapat mengirimkan artikel secara terpisah, mengatur distribusi non-eksklusif manuskrip yang telah diterbitkan dalam jurnal ini ke versi lain (misalnya, dikirim ke repositori institusi penulis, publikasi ke dalam buku, dll.), dengan mengakui bahwa manuskrip telah diterbitkan pertama kali di Ranah Research.
References
Agustin, N. D., & Lutfiati, D. (2020). Kajian Bentuk dan Makna Tata Rias Tari Bedhaya Bedhah Madiun di Pura Mangkunegaran Surakarta. E-Journal , IX(1), 84–91.
Ana Irhandayaningsih. (2018). Pelestarian Kesenian Tradisional sebagai Upaya Dalam Menumbuhkan Kecintaan Budaya Lokal di Masyarakat Jurang Blimbing Tembalang. Anuva, 2(1), 19–27.
Apriliana, F. A. D. (2014). Rekontruksi Tari Kuntulan Sebagai Salah Satu Identitas Kesenian Kabupaten Tegal. Jurnal Seni Tari, 3(1), 1–8. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jst
Arikunto. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Aryani, K. A. J. (2022). Estetika Tata Rias Dan Tata Busana Tari Baris Kekupu. BATARIRUPA: Jurnal Pendidikan Seni, II(3), 270–282. https://doi.org/10.5281/zenodo.7672810
Bahang, A. D. J., Budarsa, G., & Pravitasari, P. K. (2025). Peran Musik Kontemporer dalam Pelestarian Budaya Tradisional di Ruteng, Manggarai, Flores, NTT. Dharma Acariya Nusantara: Jurnal Pendidikan, Bahasa Dan Budaya, 3(1), 94–103.
Dwi, A., Putri, A., Fitria, I. A., Delima, M., Girl, L., Ikhsan, S. W., & Dwi, Y. (2025). Tari Jaipong di Sanggar Tari Surya Medal Putera Wirahma Sebagai Warisan Budaya Dalam Bingkai Pancasila. Jurnal Pendidikan Non Formal, 2(4), 1–12.
Ermawati, & Karyono. (2023). Bentuk pertunjukkan tari gong cik dalam sedekah bumi desa lahar. Acintya: Jurnal Penelitian Seni Budaya, 15(2), 151–158.
Hadi, S. (2012). Koreografi: Bentuk-teknik-isi.
Hera, T. (2018). Aspek-Aspek Penciptaan Tari dalam Pendidikan. Nuevos Sistemas de Comunicación e Información, 2013–2015.
Herdiansyah. (2015). Metodologi Penelitian Kualitatif.
Irawan, G., Hafist Harahap, M., Safitri Nasution, K., Rizky Hanafi, M., & Aditya Khalis, S. (2023). Tradisi Pertunjukan Wayang Kulit Bahasa Jawa: Studi Kasus Pertunjukan di Desa Sidoharjo-1 Pasar Miring, Kecamatan Pagar Merbau, Kabupaten Deli Serdang. Journal of Human And Education, 3(2), 197–202.
Jazuli. (2021a). Seni Tari (Edisi 2). Penerbit Cipta Prima Nusantara.
Jazuli, M. (2021b). Seni Tari. Cipta Prima Nusantara.
Khairunnisa & Lanjari. (2016). Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif.
Miles & Huberman. (1992). Analisis Data Kualitatif. UI Press.
Moleong. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif.
Parlindungan, U. (2014). Mitos Genjer-Genjer: Politik Makna dalam Lagu. Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, 17(3), 236. https://doi.org/10.22146/jsp.13083
Raco. (2010). Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya. In PT Grasindo.
Rahmah, U. S., Sujinah, S., & Affandy, A. N. (2020). Analisis Semiotika Pierce pada Pertunjukan Tari Dhânggâ Madura. Jurnal Sosial Humaniora, 13(2), 203. https://doi.org/10.12962/j24433527.v13i2.7891
Rochwulaningsih, Y., Sejarah, J., Sastra, F., & Diponegoro, U. (2011). Potensi Budaya Bahari Sebagai Landasan Untuk Revitalisasi Kota Pelabuhan di Kabupaten Jepara. Jurnal Sejarah CITRA LEKHA, 15(1), 43–56.
S. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kualitatif.
Savitri, E. wahyu F. (2021). ESTETIKA GERAK TARI RONDHEK DESA BANYUMANIS KECAMATAN DONOROJO KABUPATEN JEPARA.
Sudarto, S., Nurholis, E., & Brata, Y. R. (2024). Potensi Sintren Sebagai Sumber Nilai dan Spiritual Masyarakat Petani Patimuan. Jurnal Artefak, 11(September), 229–244.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan.
Tari, E. K. M. A. dan S. (2023). Etnokoreologi: Kajian Melalui Antropologi dan Seni Tari.
Triandra, M. R., & Geozenda, K. D. R. O. (2024). Implementasi Cerita Rakyat Kilat Tembilar pada Pertunjukan Tari Jung dalam Festival Sriwijaya di Sumatera Selatan. ENGGANG : Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, Seni, Dan Budaya, 5(1), 255–268.
Widodo, J., & Cahyadi, R. (2019). Dimensi Vertikal dan Horisontal Pendidikan Agama dalam Gendrung Sewu di Banyuwangi. Satwika : Kajian Ilmu Budaya Dan Perubahan Sosial, 3(2), 165–178. https://ejournal.umm.ac.id/index.php/JICC/article/view/27900